Kisah pilu Muhammad Aditya, bocah berusia 5 tahun yang tulus menjadi perawat ibunya yang menderita lumpuh mengundang simpati masyarakat. Selama ini penderitaan warga yang tinggal di lingkungan Jarakan Kelurahan Ganung Kidul Kecamatan/Kabupaten Nganjuk nyaris lolos dari perhatian pemerintah.
Menempati rumah kontrakan di Jl Wilis gang IIA, Adit, demikian Muhammad Aditya biasa disapa, menjadi perawat ibunya di saat sang ayah menjalankan aktivitas pekerjaan di luar kota. Mulai dari membersihkan rumah, mencuci dan menjemur pakaian, hingga menyiapkan air mandi untuk sang ibu yang hanya bisa terbaring di kasur, dengan tulus dilakukannya.
Adit adalah anak satu-satunya yang dimiliki Sunarti dari pernikahannya dengan suami kedua yakni Rudi (45) asal Jombang. Dari pernikahan pertamanya wanita asal Tambak Sawah, Sidoarjo dikaruniai 3 anak laki-laki, yang saat ini sudah tinggal terpisah darinya.
Kisah pilu itu mulai terjadi saat Adit berusia setahun, tanpa sebab yang pasti mendadak Sunarti tak lagi bisa menggunakan kakinya untuk berjalan. Bahkan organ tubuh dari pinggang ke bawah saat ini sudah tak lagi berfungsi. Sementara sang ibu sejak mengalami kelumpuhan 4 tahun lalu belum sekalipun mendapat penanganan medis. Selama ini hanya pengobatan alternatif yang dituju dengan alasan keterbatasan kemampuan ekonomi.
Saat ini Sunarti sepenuhnya menggantungkan hidupnya kepada Adit, meski dengan segala keterbatasan yang ada. Rudi, suaminya saat ini hanya pulang seminggu hingga dua minggu sekali untuk mengantarkan uang hasil bekerja, selebihnya banting tulang di luar rumah.
Sedangkan Adit harus menjadi perawat ibunya di tengah kelumpuhan. Pekerjaan rumah tangga, sepeti mencuci piring dan baju, menanak nasi dengan peralatan sederhana, menyapu dan mengepel lantai serta menyiapkan air mandi untuk sang ibu sudah menjadi rutinitasnya.
Fakta yang terjadi di provinsi yang selalu digembar-gemborkan meningkat pertumbuhan ekonominya melebihi nasional itu mengundang keprihatinan anggota DPRD Jatim.
Kondisi tersebut, menurut Agus Maimpun, mencerminkan bahwa pendataan keluarga miskin belum detil dan valid. Sehingga gagasan orang miskin berdasarkan nama dan alamat belum terbukti. Gubernur Soekarwo didesak untuk melaksanakan pendataan secara menyeluruh berdasarkan realitas yang ada.
"Ini persoalan nyawa dan kemanusiaan harus ada langkah pengecualian untuk penyelamatan. Tidak boleh urusan prosedural menghalangi penyelamatan. Dewan mendukung gubernur sepenuhnya untuk mengobatkan ibu tersebut," katanya Anggota Fraksi PAN DPRD Jatim ini saat dihubungi detiksurabaya.com, Rabu (20/4/2011).
Fraksi PAN kata Agus Maimun akan berusaha mengadvokasi kepada keluarga miskin tersebut sampai mendapatkan hak-haknya. Dalam waktu dekat akan berkunjung ke Nganjuk. "Slogan APBD pro Rakyat harus dibuktikan, ini sejalan dengan visi gubernur yang dalam kampanyenya pro rakyat," katanya.
Sangat ironis, bila pemerintah provinsi tidak peka pada persoalan di bawah. "Dinas Kesehatan kurang tanggap," katanya. Agus Maimun, juga berjanji secepatnya akan menggalang bantuan dari rekan-rekan sefraksinya untuk keluarga Adit.
"Syukur-syukur bila ada anggota fraksi lain yang juga melakukan hal yang sama," kata Agus Maimun.
Bagi pembaca yang ingin menyumbangkan sebagian rezekinya untuk meringankan keluarga Adit bisa disalurkan melalau baksos yang digalang Detik Surabaya Community (DSC).
Bank BCA Cab. Sidoarjo Sun City
A/C 6155006599
a/n Achmad Lutfi
Catatan: Setiap nominal wajib ditambah kode 204. Contoh bagi yg menyumbang Rp.100.000 menjadi Rp.100.204. Info update klik di sini!
(gik/gik)